Proses pengajuan Nikah...
Selamat malam teman-teman, salam hangat dari aku
Pasti sebagian dari kalian ada yang sedang menjalani proses pengurusan administrasi pranikah dengan anggota TNI sama seperti aku. Rumit yah, mondar-mandir kesana-kemari. Tapi, mungkin rasanya akan beda kalau kalian mengalami hal seperti aku.
Jadi begini, sebenarnya aku asli Toraja, lahir disana, namun saat ini tinggalnya di jakarta dan bekerja di salah satu rs swasta di jakarta. Aku adalah seorang bidan lulusan d3 kebidanan AKBID BINA SEJAHTERA RANTEPAO. Aku kenal om chris sekitar akhir maret 2018, tapi tidak pacaran dan hanya sekedar kenal. Aku tinggal di Jakarta dan om chris berdinas di Kalimantan Timur (panggilan om adalah panggilan buat yang belum menikah di batalyon alias yang masih bujang), perkenalan kami pun berawal dari dari seorang teman kami berdua. Singkat cerita, om chris dan aku memutuskan untuk bertemu ketika aku ada waktu libur akhir april 2018, Setelah kami bertemu, kami sepakat untuk berkomitmen. 2 bulan kemudian, kami sepakat untuk menemui keluarga di kampung (sulawesi selatan tepatnya di toraja) kebetulan saat itu aku cuti untuk mengikuti prosesi pemakaman nenek buyut ditoraja. Sungguh kisah yang singkat bagi kami namun sangat berarti buat kami berdua.
Setelah om chris kerumahku,dan om juga membawaku berkenalan dengan orang tuanya, om segera mengajukan nikah ke kantornya di Kalimantan selepas masa cutinya berakhir di Mamasa (sulbar). Saat itu aku tidak terlalu tahu berkas apa saja yang om siapkan di Kalimantan, om yang mengurusnya sendiri. Setelah berkas awal disana selesai, om segera mengirimkan berkas tadi kepadaku via pos karena harus aku urus di Jakarta dan palopo. Sesampainya berkas itu dirumahku, banyaaaaak sekali yang aku urus. aku segera mengambil cuti 1 minggu untuk pulang ke palopo puji Tuhan semuanya berjalan lancar.
DAN AKU HARUS MENGURUS SEMUA ITU SENDIRIAN
Pada awalnya aku tidak merasa berat, karena aku hanya perlu ke Kepala Desa untuk meminta tanda tangan Kepala Desa dan beberapa berkas yang harus aku dan wali dari orang tuaku tanda tangan, kenapa aku memakai wali karena Ayahku sudah meninggal 8 tahun yang lalu dan Mama berdomisili di Malaysia. Berikut bahan administrasi nikah yang aku terima dari om dan ada beberapa yang harus aku buat :
1. Surat Pengantar berupa amplop cokelat yang tidak boleh kita buka, waktu itu aku mendapat 3 surat pengantar. Untuk diserahkan ke bagian Personalia saat aku Rikkes, untuk diserahkan ke Koramil dan untuk diserahkan ke Korem
2. Cover
3. Surat Ijin Nikah (SIN dari Danyon) (SIN keluar setelah pengajuan nikah selesai)
4. SP3A (sket pejabat agama/hasil Bintal) (Kita yang mengurus)
5. Sket Rikkes PPBPAD (Hasil Rikkes) (Kita yang mengurus)
6. Sket Personalia (Sudah dari pihak Pers. Batalyon)
7. Sket Tidak Buta Aksara (Sudah dari pihak Pers. Batalyon)
8. Surat Persetujuan (Sudah dari pihak Pers. Batalyon tinggal kita TTD)
9. Surat Permohonan Ijin Nikah (Spin dari Danrai) (Sudah dari pihak Pers. Batalyon)
10. Surat Persetujuan Bapak/Wali Calon Suami (Sudah dari pihak Pers. Batalyon di TTD oleh Bapak/Wali Calon Suami)
11. Surat Ijin Orang Tua Calon Suami (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD Bapak/Wali Calon Suami)
12. Surat Pernyataan Kesanggupan Calon Istri (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD oleh Calon Istri)
13. Surat Pernyataan Belum Pernah Menikah (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD oleh Calon Istri)
14. Surat Persetujuan Bapak/Wali Calon Istri (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD oleh Bapak/Wali Calon Istri)
15. Surat Ijin Orang Tua/Wali Calon Istri (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD oleh Bapak/Wali Calon Istri)
16. Model N1, N2, N3 dan N4 Suami (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD oleh Calon Suami dan Bapak/Wali Calon Suami)
17. Model N1, N2 dan N3 Istri (Sudah dari Pers. Batalyon di TTD oleh Calon Istri dan Bapak/Wali Calon Istri)
18. SKCK Calon Istri (Calon istri membuat sendiri)
19. SKCK Bapak Calon Istri (Bapak dari calon istri membuat sendiri ke Polres setempat)
20. SKCK Ibu Calon Istri (Ibu dari calon istri membuat sendiri ke Polres setempat)
21. Foto Copy Ijazah Terakhir Calon Istri
22. Foto Copy Akte Kelahiran
Kurang lebih semua berkas diatas yang harus aku persiapkan. Setelah selesai mengurus di Kantor Desa aku berlanjut ke pihak RT untuk membuat surat pengantar pembuatan SKCK aku dan Wali. Menurut aku, disini kamu sekalian aja membuat 2 surat pengantar untuk membuat SKCK dan untuk membuat Litsus/Surat Keterangan Bersih Diri (hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa anggota keluarga kita tidak ada keturunan PKI).
Membuat SKCK
Saat membuat SKCK yang harus dipersiapkan adalah foto (bukan foto gandeng) ukuran 4x6 background merah sebanyak 4 lembar. Sama halnya untuk membuat SKCK Bapak dan Ibu. Lalu lampirkan foto copy KTP dan Kartu Keluarga beserta surat pengantar yang kamu buat di RT, lalu minta ttd RW dan minta ttd Kelurahan setempat. Keperluan SKCK adalah untuk administrasi nikah dengan anggota TNI AD. Kalau orang tua, untuk menikahkan anak dengan anggota TNI AD. Biasanya Polres sudah paham kalau kita bilang untuk pengurusan pranikah dengan TNI. Biaya Rp. 50.000 sudah dengan legalisir SKCK 10 lembar (Polres palopo) Dan aku sarankan, berangkat dari pagi. Di Polres penuh sekali kalau kamu datang siang.
RIKKES
Saat itu aku melakukan tes kesehatan di RS. Pembantu TNI samarinda. Yang harus dibawa saat rikkes, surat pengantar amplop cokelat yang tidak boleh kita buka, fotocopy KTP dan foto gandeng . Disana kamu akan diberikan beberapa lembar kertas yang harus kamu isi, lalu segera melakukan pembayaran Rikkes di loket kasir. Saat itu biayanya Rp. 400.000 sudah meliputi tes EKG, cek darah dan urine. Setelah selesai, biasanya hasil baru bisa diambil 4-5 hari setelah tes. Jangan lupa tuliskan nomor telepon kamu di beberapa kertas tadi agar pihak rumah sakit bisa menghubungi kamu jika hasil sudah dapat diambil.
LITSUS
Untuk Penelitian Khusus ini, Pagi-pagi aku datang Koramil batustanduk bersama Paman yang jadi waliku saat itu dengan membawa:
1. Surat pengantar dari Batalyon calon suami
2. Foto copy KTP (Calon istri + ayah + ibu) = masing-masing 2 Lembar
3. Foto copy KK (Calon istri + ayah + ibu) = masing-masing 2 Lembar
4. Foto copy SKCK (Calon istri + ayah + ibu) = masing-masing 2 Lembar
5. Foto copy ijazah terakhir calon istri = masing-masing 2 Lembar
6. Surat keterangan Litsus/bersih diri (Calon istri + ayah + ibu) dari lurah diketahui kecamatan dan kabag kesbang Walikota = masing-masing 2 Lembar
7. Pas foto (Calon istri + ayah + ibu) ukuran 3x4 = masing-masing 2 Lembar
8. Foto copy skep pensiun bagi orang tua (purn TNI/POLRI/PNS) = 2 Lembar
9. Foto Copy surat kematian bagi ayah/ibu yang meninggal = 2 Lembar
Jangan lupa bilang, kalau kamu ingin membuat Litsus untuk pranikah. Karena kalau kamu tidak bilang, Koramil akan mengira kamu ingin mendaftar tentara. Setelah ada hasil dari koramil aku dan Paman langsung berlanjut ke Kodim Palopo. Di Kodim kamu cukup membawa hasil dari Koramil dan jangan lupa ajak orangtua khususnya bapak. Karena disana akan diminta foto langsung orangtua kita. Kurang lebih seperti itu, hasil bisa diambil setelah 1-2 hari.
BINTAL
Disini aku langsung datang ke Korem, kalau Korem Palopo berada di Mamuju.
Sesampainya disana, diarahkan untuk ke ruang intel (aku agak lupa bagian itu namanya apa). Yang harus diserahkan saat di Korem, adalah foto copy KTP, foto calon istri menggunakan baju persit ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar dan surat pengantar dari Batalyon calon suami. Kalau untuk Bintal bisa ditunggu hari itu juga, tergantung dari kondisi Komandan penandatangan ada atau tidak.
Setelah semua berkas sudah selesai, aku segera mengirimkan berkas tersebut ke om chris di Kalimantan. Setelah berkas sampai disana, om segera mengecek kembali dan esoknya langsung dikirimkan ke Koremnya di Samarinda. Setelah pengecekan berkas selesai, om chris segera menghubungiku untuk datang ke Kalimantan.
Di Kalimantan aku tinggal di rumah salah satu letting om di asrama Batalyon. Langsung saja, esoknya jam 9 pagi WITA om mengajak aku menghadap ke Danrai bersama dengan pasangan lain. Disana kami diberi wejangan, bagaimana kehidupan setelah menikah nanti, kegiatan apa saja yang harus diikuti oleh persit, dll.
Setelah dari Danrai, kami diberi arahan untuk berkunjung ke rumah ibu-ibu persit yang dihormati dan disegani di Batalyon. Mungkin ada sampai 9 rumah yang kami kunjungi, sampai pukul 9 malam WITA. Selama kami berkunjung, kami hanya diberikan arahan dalam menjadi anggota persit.
NB : Selama berkunjung berpakaian yang sopan.
Saat itu ada sedikit kendala di berkas pengajuan kami, karena masalah agama si om beragama Kristen protestan dan aku Khatolik, jadi untuk menghadap komandan kami di tunda dulu, padahal waktu itu cuti saya sudah hampir selesai 2 hari lagi saya sudah harus kembali ke jakarta ( saya dan om tidak patah semangat) salah satu dari staf di kantor om menghubungi pihak rs dan meminta untuk perpanjamgan cuti selama 4 hari lagi untuk menyelesaikan berkas nikah batalion. Bersyukur dikasih jalan yang mudah setelah berfikir panjang akhirnya om mengalah dan urusan agama sudah di sesuaikan dengan agamaku.
Setelah berkasnya selesai barulah kami menghadapa wakil komandan dan setelah itu di arahkan ke komandan batalyon. Daaaaaaaan akhirnya selesai, besoknya aku langsung memesan tiket untuk kembali ke jakarta.
Sedih , bermandikan air mata sepanjang perjalanan om mengantar aku ke bandara sampai aku duduk di pesawat om menelfonku dari ruang tunggu dan aku masih tetap tidak rela berpisah , om memberiku semangat dan doa sepanjang perjalananku kembali ke jakarta, kataku dan om ini hanya sementara saja kita harus kuat dan kunci dari hubungan kita adalah kepercayaan dan sell saling mendoakan.saat ini kita mulai dipusingkan untuk menyiapkan resepsi yang akan kita laksanakan di bulan januari..
Sampai disini dulu dan trimakasih 😊
Selamat berjuang buat calon ibu persit yang lain.
Salam dari kami
Sampai jumpa lagi dilain waktu.
Komentar
Posting Komentar